Pertanyaan: Ketika
shalat yang empat rakaat misalnya ashar, imam bangkit ke rakaat kelima. Makmum
sudah mengingatkan, tapi imam tetap lanjut. Apa yang harus dilakukan makmum?
Jawab:
Fatwa pertama:
Syaikhul Islam pernah ditanya, ada imam yang
bangkit ke rakaat kelima, lalu makmum mengingatkannya dengan bertasbih. Tapi
imam tidak merespon peringatan makmum. Dia yakin tidak lupa. Apakah makmum
harus ikut berdiri bersama imam ataukah tidak?
Jawaban Syaikhul Islam:
إن قاموا معه جاهلين لم تبطل صلاتهم ، لكن مع العلم لا ينبغي لهم أن
يتابعوه ، بل ينتظرونه حتى يسلم بهم ، أو يسلموا قبله ، والانتظار أحسن
Jika makmum ikut berdiri (ke rakaat kelima)
bersama imam karena tidak tahu, maka shalatnya tidak batal. Namun jika dia
tahu, dia tidak boleh untuk mengikuti imam. Yang dia lakukan adalah menunggu
imam, sampai imam salam bersama mereka. Atau dia bisa salam sebelum imam. Akan
tetapi, menunggu lebih bagus. (Majmu’ al-Fatawa, 23/53)
Fatwa kedua:
Fatwa Lajnah Daimah tentang kasus imam lupa, menambahkan
jumlah rakaat shalat:
وأما المأموم الذي تيقن أن الإمام زاد ركعة – مثلا- فلا يجوز له أن
يتابعه عليها، وإذا تابعه عالماً بالزيادة، وعالماً بأنه لا تجوز المتابعة بطلت
صلاته .أما من لم يعلم أنها زائدة فإنه يتابعه، وكذلك من لا يعلم الحكم
Makmum yang yakin bahwa imam menambahkan jumlah
rakaat shalatnya, maka makmum tidak boleh mengikuti imam. Jika dia tetap
mengikuti padahal dia tahu itu rakaatnya kelebihan, dan dia juga tahu bahwa
dalam kasus ini tidak boleh mengikuti imam, maka shalatnya batal. Akan tetapi
bagi mereka yang tidak tahu bahwa itu tambahan, maka dia bisa mengikuti imam.
Demikian pula mereka yang tidak tahu hukumnya bahwa itu dilarang. (Majmu’
Fatawa Lajnah Daimah, 7/128)
Dalam fatwanya yang lain, Lajnah Daimah juga
mengatakan:
من علم من المأمومين أن إمامه قام ليأتي بركعة زائدة كخامسة في
الصلاة الرباعية سبح له، فإن رجع فبها، وإلا جلس وانتظر الإمام حتى يسلم بسلامه
Makmum yang mengetahui bahwa imam menambahi
rakaat shalat, misalnya bangkit ke rakaat kelima, maka dia harus membaca
tasbih. Jika imam kembali (duduk tasyahud), itu yang diharapkan. Jika imam
tidak duduk, dia bisa menunggu imam (dengan duduk tasyahud), kemudian salam
bersama imam. (Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/132)
Wallahu a’lam bisshowab
Jika Imam Salah Dalam Sholat dan Bangkit ke Rakaat Kelima
Ada kasus: ketika shalat isya, imam bangkit ke rakaat kelima.
Makmum sudah mengingatkan, tapi imam tetap lanjut. Apa yang harus
dilakukan makmum?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Mari kita simak beberapa fatwa ulama berikut,
Fatwa pertama,
Syaikhul Islam pernah ditanya, ada imam yang bangkit ke rakaat
kelima, lalu makmum mengingatkannya dengan bertasbih. Tapi imam tidak
merespon peringatan makmum. Dia yakin tidak lupa. Apakah makmum harus
ikut berdiri bersama imam ataukah tidak?
Jawaban Syaikhul Islam,
إن قاموا معه جاهلين لم تبطل صلاتهم ، لكن مع العلم لا
ينبغي لهم أن يتابعوه ، بل ينتظرونه حتى يسلم بهم ، أو يسلموا قبله ،
والانتظار أحسن
Jika makmum ikut berdiri (ke rakaat kelima) bersama imam karena tidak
tahu, maka shalatnya tidak batal. Namun jika dia tahu, dia tidak boleh
untuk mengikuti imam. Yang dia lakukan adalah menunggu imam, sampai imam
salam bersama mereka. Atau dia bisa salam sebelum imam. Akan tetapi,
menunggu lebih bagus.
(Majmu’ al-Fatawa, 23/53)
Fatwa kedua,
Fatwa Lajnah Daimah tentang kasus imam lupa, menambahkan jumlah rakaat shalat,
وأما المأموم الذي تيقن أن الإمام زاد ركعة – مثلا- فلا
يجوز له أن يتابعه عليها، وإذا تابعه عالماً بالزيادة، وعالماً بأنه لا
تجوز المتابعة بطلت صلاته .أما من لم يعلم أنها زائدة فإنه يتابعه، وكذلك
من لا يعلم الحكم
Makmum yang yakin bahwa imam menambahkan jumlah rakaat shalatnya,
maka makmum tidak boleh mengikuti imam. Jika dia tetap mengikuti padahal
dia tahu itu rakaatnya kelebihan, dan dia juga tahu bahwa dalam kasus
ini tidak boleh mengikuti imam, maka shalatnya batal. Akan tetapi bagi
mereka yang tidak tahu bahwa itu tambahan, maka dia bisa mengikuti imam.
Demikian pula mereka yang tidak tahu hukumnya bahwa itu dilarang.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/128)
Dalam fatwanya yang lain, Lajnah Daimah juga mengatakan,
من علم من المأمومين أن إمامه قام ليأتي بركعة زائدة
كخامسة في الصلاة الرباعية سبح له، فإن رجع فبها، وإلا جلس وانتظر الإمام
حتى يسلم بسلامه
Makmum yang mengetahui bahwa imam menambahi rakaat shalat, misalnya
bangkit ke rakaat kelima, maka dia harus membaca tasbih. Jika imam
kembali (duduk tasyahud), itu yang diharapkan. Jika imam tidak duduk,
dia bisa menunggu imam (dengan duduk tasyahud), kemudian salam bersama
imam.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/132)
Allahu a’lam
Read more https://konsultasisyariah.com/23971-jika-imam-bangkit-ke-rakaat-kelima.htmlJika Imam Salah Dalam Sholat dan Bangkit ke Rakaat Kelima
Ada kasus: ketika shalat isya, imam bangkit ke rakaat kelima.
Makmum sudah mengingatkan, tapi imam tetap lanjut. Apa yang harus
dilakukan makmum?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Mari kita simak beberapa fatwa ulama berikut,
Fatwa pertama,
Syaikhul Islam pernah ditanya, ada imam yang bangkit ke rakaat
kelima, lalu makmum mengingatkannya dengan bertasbih. Tapi imam tidak
merespon peringatan makmum. Dia yakin tidak lupa. Apakah makmum harus
ikut berdiri bersama imam ataukah tidak?
Jawaban Syaikhul Islam,
إن قاموا معه جاهلين لم تبطل صلاتهم ، لكن مع العلم لا
ينبغي لهم أن يتابعوه ، بل ينتظرونه حتى يسلم بهم ، أو يسلموا قبله ،
والانتظار أحسن
Jika makmum ikut berdiri (ke rakaat kelima) bersama imam karena tidak
tahu, maka shalatnya tidak batal. Namun jika dia tahu, dia tidak boleh
untuk mengikuti imam. Yang dia lakukan adalah menunggu imam, sampai imam
salam bersama mereka. Atau dia bisa salam sebelum imam. Akan tetapi,
menunggu lebih bagus.
(Majmu’ al-Fatawa, 23/53)
Fatwa kedua,
Fatwa Lajnah Daimah tentang kasus imam lupa, menambahkan jumlah rakaat shalat,
وأما المأموم الذي تيقن أن الإمام زاد ركعة – مثلا- فلا
يجوز له أن يتابعه عليها، وإذا تابعه عالماً بالزيادة، وعالماً بأنه لا
تجوز المتابعة بطلت صلاته .أما من لم يعلم أنها زائدة فإنه يتابعه، وكذلك
من لا يعلم الحكم
Makmum yang yakin bahwa imam menambahkan jumlah rakaat shalatnya,
maka makmum tidak boleh mengikuti imam. Jika dia tetap mengikuti padahal
dia tahu itu rakaatnya kelebihan, dan dia juga tahu bahwa dalam kasus
ini tidak boleh mengikuti imam, maka shalatnya batal. Akan tetapi bagi
mereka yang tidak tahu bahwa itu tambahan, maka dia bisa mengikuti imam.
Demikian pula mereka yang tidak tahu hukumnya bahwa itu dilarang.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/128)
Dalam fatwanya yang lain, Lajnah Daimah juga mengatakan,
من علم من المأمومين أن إمامه قام ليأتي بركعة زائدة
كخامسة في الصلاة الرباعية سبح له، فإن رجع فبها، وإلا جلس وانتظر الإمام
حتى يسلم بسلامه
Makmum yang mengetahui bahwa imam menambahi rakaat shalat, misalnya
bangkit ke rakaat kelima, maka dia harus membaca tasbih. Jika imam
kembali (duduk tasyahud), itu yang diharapkan. Jika imam tidak duduk,
dia bisa menunggu imam (dengan duduk tasyahud), kemudian salam bersama
imam.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/132)
Allahu a’lam
Read more https://konsultasisyariah.com/23971-jika-imam-bangkit-ke-rakaat-kelima.htmlJika Imam Salah Dalam Sholat dan Bangkit ke Rakaat Kelima
Ada kasus: ketika shalat isya, imam bangkit ke rakaat kelima.
Makmum sudah mengingatkan, tapi imam tetap lanjut. Apa yang harus
dilakukan makmum?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Mari kita simak beberapa fatwa ulama berikut,
Fatwa pertama,
Syaikhul Islam pernah ditanya, ada imam yang bangkit ke rakaat
kelima, lalu makmum mengingatkannya dengan bertasbih. Tapi imam tidak
merespon peringatan makmum. Dia yakin tidak lupa. Apakah makmum harus
ikut berdiri bersama imam ataukah tidak?
Jawaban Syaikhul Islam,
إن قاموا معه جاهلين لم تبطل صلاتهم ، لكن مع العلم لا
ينبغي لهم أن يتابعوه ، بل ينتظرونه حتى يسلم بهم ، أو يسلموا قبله ،
والانتظار أحسن
Jika makmum ikut berdiri (ke rakaat kelima) bersama imam karena tidak
tahu, maka shalatnya tidak batal. Namun jika dia tahu, dia tidak boleh
untuk mengikuti imam. Yang dia lakukan adalah menunggu imam, sampai imam
salam bersama mereka. Atau dia bisa salam sebelum imam. Akan tetapi,
menunggu lebih bagus.
(Majmu’ al-Fatawa, 23/53)
Fatwa kedua,
Fatwa Lajnah Daimah tentang kasus imam lupa, menambahkan jumlah rakaat shalat,
وأما المأموم الذي تيقن أن الإمام زاد ركعة – مثلا- فلا
يجوز له أن يتابعه عليها، وإذا تابعه عالماً بالزيادة، وعالماً بأنه لا
تجوز المتابعة بطلت صلاته .أما من لم يعلم أنها زائدة فإنه يتابعه، وكذلك
من لا يعلم الحكم
Makmum yang yakin bahwa imam menambahkan jumlah rakaat shalatnya,
maka makmum tidak boleh mengikuti imam. Jika dia tetap mengikuti padahal
dia tahu itu rakaatnya kelebihan, dan dia juga tahu bahwa dalam kasus
ini tidak boleh mengikuti imam, maka shalatnya batal. Akan tetapi bagi
mereka yang tidak tahu bahwa itu tambahan, maka dia bisa mengikuti imam.
Demikian pula mereka yang tidak tahu hukumnya bahwa itu dilarang.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/128)
Dalam fatwanya yang lain, Lajnah Daimah juga mengatakan,
من علم من المأمومين أن إمامه قام ليأتي بركعة زائدة
كخامسة في الصلاة الرباعية سبح له، فإن رجع فبها، وإلا جلس وانتظر الإمام
حتى يسلم بسلامه
Makmum yang mengetahui bahwa imam menambahi rakaat shalat, misalnya
bangkit ke rakaat kelima, maka dia harus membaca tasbih. Jika imam
kembali (duduk tasyahud), itu yang diharapkan. Jika imam tidak duduk,
dia bisa menunggu imam (dengan duduk tasyahud), kemudian salam bersama
imam.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/132)
Allahu a’lam
Read more https://konsultasisyariah.com/23971-jika-imam-bangkit-ke-rakaat-kelima.htmlJika Imam Salah Dalam Sholat dan Bangkit ke Rakaat Kelima
Ada kasus: ketika shalat isya, imam bangkit ke rakaat kelima.
Makmum sudah mengingatkan, tapi imam tetap lanjut. Apa yang harus
dilakukan makmum?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Mari kita simak beberapa fatwa ulama berikut,
Fatwa pertama,
Syaikhul Islam pernah ditanya, ada imam yang bangkit ke rakaat
kelima, lalu makmum mengingatkannya dengan bertasbih. Tapi imam tidak
merespon peringatan makmum. Dia yakin tidak lupa. Apakah makmum harus
ikut berdiri bersama imam ataukah tidak?
Jawaban Syaikhul Islam,
إن قاموا معه جاهلين لم تبطل صلاتهم ، لكن مع العلم لا
ينبغي لهم أن يتابعوه ، بل ينتظرونه حتى يسلم بهم ، أو يسلموا قبله ،
والانتظار أحسن
Jika makmum ikut berdiri (ke rakaat kelima) bersama imam karena tidak
tahu, maka shalatnya tidak batal. Namun jika dia tahu, dia tidak boleh
untuk mengikuti imam. Yang dia lakukan adalah menunggu imam, sampai imam
salam bersama mereka. Atau dia bisa salam sebelum imam. Akan tetapi,
menunggu lebih bagus.
(Majmu’ al-Fatawa, 23/53)
Fatwa kedua,
Fatwa Lajnah Daimah tentang kasus imam lupa, menambahkan jumlah rakaat shalat,
وأما المأموم الذي تيقن أن الإمام زاد ركعة – مثلا- فلا
يجوز له أن يتابعه عليها، وإذا تابعه عالماً بالزيادة، وعالماً بأنه لا
تجوز المتابعة بطلت صلاته .أما من لم يعلم أنها زائدة فإنه يتابعه، وكذلك
من لا يعلم الحكم
Makmum yang yakin bahwa imam menambahkan jumlah rakaat shalatnya,
maka makmum tidak boleh mengikuti imam. Jika dia tetap mengikuti padahal
dia tahu itu rakaatnya kelebihan, dan dia juga tahu bahwa dalam kasus
ini tidak boleh mengikuti imam, maka shalatnya batal. Akan tetapi bagi
mereka yang tidak tahu bahwa itu tambahan, maka dia bisa mengikuti imam.
Demikian pula mereka yang tidak tahu hukumnya bahwa itu dilarang.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/128)
Dalam fatwanya yang lain, Lajnah Daimah juga mengatakan,
من علم من المأمومين أن إمامه قام ليأتي بركعة زائدة
كخامسة في الصلاة الرباعية سبح له، فإن رجع فبها، وإلا جلس وانتظر الإمام
حتى يسلم بسلامه
Makmum yang mengetahui bahwa imam menambahi rakaat shalat, misalnya
bangkit ke rakaat kelima, maka dia harus membaca tasbih. Jika imam
kembali (duduk tasyahud), itu yang diharapkan. Jika imam tidak duduk,
dia bisa menunggu imam (dengan duduk tasyahud), kemudian salam bersama
imam.
(Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 7/132)
Allahu a’lam
Read more https://konsultasisyariah.com/23971-jika-imam-bangkit-ke-rakaat-kelima.html